Sunday, May 27, 2007

PILKADA SULSEL , 5 NOVEMBER 2007

PILKADA adalah sebuah esta baru bagi bangsa indonesia secara keseluruhan dan pesta demokrasi ini merupakan salah satu hasil reformasi yang pernah dilakukan bangsa ini k/l 9 tahun lalu.

Berbagai hasil PILKADA di beberapa daerah telah berlangsung , baik untuk kepala daerah provinsi (Gubernur / Wagub) maupun untuk Keala Daerah Kabupaten/Kota (Walikota/Wawali dan Bupati/Wabup). Tidak semua memang menghasilkan Konflik pada basis Massa dan tidak Semua juga menghasilkan PILKADA yang terindikasi "tidak Bersih". tapi bagaimanapun juga semua itu dapat dijadikan pelajaran bagi PILKADA SULSEL.

Dan khusus bagi PILKADA SULSEL , karena pesertanya adalah Gubernur dan Wakil Gubernur Incumbent (yang menjabat sekarang) , maka satu hal yang paling mengkhawatirkan adalah "NETRALITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL" . sebagaimana kita ketahui adalah sebuah kewajaran bila hati dari PNS secara Pribadi memihak kepada salah satu pasangan, namun disinilah "UJIAN " bagi seluruh PNS di Sulsel dalam memandang dirinya (Peran dan Status) dalam masyarakat maupun dalam proses pembangunan di Sulsel.

Ketika sang Oknum PNS menempatkan dirinya pada kepentingan karirnya , maka tak pelak lagi Netralitas itu hanya mimpi belaka , namun ketika dia berani memahami dan menempatkan dirinya pada porsi yang sebenarnya (Abdi Masyarakat / Pelayan Masyarakat) maka PILKADA SULSEL akan mencatat sebuah rekor baru dalam sejarah Indonesia dimana seluruh PNS nya benar-benar Netral dalam PILKADA.

Pada Sisi lain , polemik dana DKP dan tim Sukses Capres 2004 yang sedang ramai dibicarakan , seharusnya menjadi pelajaran penting bagi Para Kepala Dinas / pejabat eselon di Pemprov Sulsel dalam memainkan perannya dalam suksesi gubernur/wakil gubernur di sulsel pd pilkada nanti. (Mudah- mudahan)

Konsekwensi logis yang akan timbul adalah akan terulangnya kasus dana DKP dalam PILKADA dan bukan mustahil insiden " Penggelembungan Suara dalam Pilkada Sulbar di Polman / Majene , akan terulang pula pada Pilkada Sulsel.

Kemungkinan Terburuk adalah euforia kemandirian Bupati dan Wakil Bupati , terutama mereka yang juga akan Pilkada dalam waktu yang bersamaan. Besar Harapan kami seluruh PNS di Sulsel benar,benar menyadari peranannya secara benar dan bertanggung jawab. setidaknya kesadaran akan Gaji / Upahnya adalah merupakan Sebahagian penghasilan seluruh masyarakat Sulsel yang telah dikumpulkan secara kolektif melalui berbagai pos pungutan / retribusi / dan pajak.

Kesdaran membayar PAJAK dan Peningkatan Layanan masyarakat adalah sebuah keseimbangan yang mutlak harus dijaga , sebab ketimpangan dalam skala derajat yang terkecilpun akan membawa ekses yang negatif dan berimplikasi pada proses pembangunan di sulsel dalam jangka pendek terlebih dalam jangka panjang (dampak negatifnya jauh lebih berbahaya.

ISU yaqng mengemuka , memang masih seputar politisasi agama , dan tiga pasangan balon yang mulai munculpun jelas mewarnai opini ini. Pasangan ASMARA (Eksistensi Prof.Mansyur Ramli dalam rancangan sisdiknas) jelas mewarnai pasangan ini pada kolaborasi Tentara dan Cendekia Islam. pasangan Azis Kahar Mudzakar dan Mubil Handaling pun telah terpolitisir oleh sejarah "KAHAR MUZAKAR" di sulsel (Sektarian) lalu yang unik adalah pasangan Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu'mang. dimana kedua pasangan ini seakan tampil sebagai poros tengah pada awal reformasi dulu , mengingat masih ada sebuah tahapan yang akan menentukan bagi perjalanan Gub dan Wagub incumbent menuju PILKADA , yakni pada saat sidang Paripurna DPRD Sulsel dalam mendengarkan Pidato LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SULSEL.

Pertanyaannya akankah Agus Arifin Nu'mang mampu memainkan peranannya secantik Amien Rais kala itu ..... ??? , Waktu jualah yang menjawab (Tanggal 6 Juni 2007). Setidaknya hari ini kita masih bisa memuaskan syahwat politik (onani politik) kita sendiri menjelang hasil akhir dari persidangan itu sendiri.

Apalagi bila imajinasi kita dibawa pada isu "Konvensi Golkar dihapus jelang PILPRAS 2009" , yang sedikit banyak akan memberikan gambaran bagaimana seharusnya hasil Pilkada Sulsel (mengingat ini "lumbungnya" Ketua Umum Golkar saat ini) bila ingin mencapai sebuah legitimasi tentang peninjauan kembali Konvensi Golkar yang konon hasilnya tidak semua hasil Konvensi Golkar berhasil memenangkan PILKADA (sejak PILPRES 2004). ah . . . , jangan jangan terjadi ejakulasi dini bila kita membawa kesitu , dan konsekwensinya akan terjadi Impotensi POLITIK di kalangan Elit - Elit Sulsel.

Ah entahlah , yang pasti Saya berharap tampil seorang Kepala Daerah yang baru (Benar-benar Freshman on job) dengan seorang pasangan yang memiliki enterpreneurship yang teruji. bukan apa apa , tapi Cape deh !!! berantem melulu (Ih Itu lagi Itu lagi , Bosan Ah). eh maaf saya ngelantur , tapi Nurani ku mewakili sekian banyak Nurani masyarakat sulsel yang sudah jenuh pada wacana pemabharuan yang berkesinambungan , Skarang saatnya perubahan yang revolusioner. Skarang atau tidak sama sekali . Merdeka . . . , Marhaen (Rakyat Kecil) JAYA !!!.

Discuse : victor_juzac@yahoo.co.id
or Flexi : 0411 533 9562
Hp : 0815 2436 4477
mail : LSM Pemantau Kinerja Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah
Dewan Pimpinan Daerah Sulawesi Selatan
Jl. Sungai Limboto No. 130 Makassar 90141
Telp : 0411 - 332780 , Fax : 0411-311540

No comments: