Tuesday, December 01, 2009

INDONESIA KU . . . . !!!

PROLOG

Pertama-tama saya ucapkan selamat berjumpa kembali dan mohon maaf bila baru kali ini saya berkesempatan untuk posting entry baru, maklumlah kesibukan mulai dari organisasi , keluarga dan kegiatan sosial yang saya melibatkan diri telah begitu menyita waktu dan perhatian saya hingga blog ini agak terbengkalai,... tadinya saya berharap Indonesia akan baik baik saja , tetapi perkembangan terakhir ini benar benar menggugah perasaan saya untuk kembali membagi pikiran dan pandangan saya tentang Indonesia Terkini bersama anda shabat maya ku.


INDONESIA KU !!!


Judul tulisan ini semata mata untuk mempertegas bahwa kepemilikan atas negara ini adalah kita semua warga / rakyat Indonesia ... , bukan milik Asing atau milik sekelompok Elit , dan sudah barang tentu bukan milik "penguasa" , Menyikapi transparansi anggaran , serta akuntabilitas publik pemerintah yang di uji oleh masyarakat PERS / Media Massa dan LSM serta berbagai lembaga lainnya telah membawa Indonesia pada sebuah babakan baru, .... Betapa tidak , tadi pagi saya baru saja di telepon oleh seorang aktivis alumni UGM yang dengan gamangnya mengkritik pandangan saya dalam diskusi terbatas di forum "kolektif kolegial" anak bangsa di kota Makassar tentang situasi indonesia pasca sikap presiden terhadap rekomendasi Tim yang dibentuk nya sendiri guna meneyelesaikan kisruh KPK Vs POLRI dan KEJAKSAAN  AGUNG , BIBIT CHANDRA (Buaya Vs Cicak) maupun CENTURY GATE (Hak Angket dan Transparansi PPATK) sebagai ulasan anak SD , jujur saya tidak tersinggung tapi saya mengenal sahabat saya ini , .... ada Sesuatu yang dia kuatirkan dan untuk menutupi kekuatirannya dia berusaha memuaskan hasrat analisanya dengan melempar sebuah pernyataan yang reaktif untuk mendapatkan respons yang akan menjawab kekuatirannya.

Dengan Datar saya menanggapi pernyataannya dengan sebuah penjelasan tentang Asumsi : bahwa semua kejadian ini hanyalah merupakan sebuah skenario dari "Penguasa/ SBY" dalam mengendalikan opini publik, bagaimanapun pandangan ini didasarkan pada beberapa indikator terkait reshufle eselon I dari jajaran Kabinet yang baru dan BUMN yang ada , program 100 hari serta komitmen Indonesia dalam kawasan ekonomi bersama di Asia Pasific , sehingga diperlukan sebuah pengalihan perhatian dari "Dampak" atas pertemuan tingkat tinggi di APEC serta perkembangan situasi di Timur Tengah dan ekonomi global.

Analisa ini memang terkesan tidak valid mengingat mahalnya "harga" yang harus dibayar sebab nyaris mengorbankan "CITRA" lembaga POLRI , KEJAKSAAN dan KPK , walau saya sendiri masih menganggap tidak tertutup kemungkinan faktanya seperti itu , jadi perkembangan terakhir lebih bersifat pada dampak yang out of control penguasa ,sehubungan manuver oposan yang memanfaatkan momentum pasca hasil pilpres. (oposan = Kelompok yang tidak menyenangi SBY). jadi Strategic plan pergantian Kapolri dan pembenahan BIN tidak optimum bahkan jauh dari Ideal bagi Penguasa , malah kondisi terakhir justru semakin diperburuk dengan munculnya kembali para avonturir yang menanti Uang "tutup mulut".

Kemudian saya menjelaskan pada kawan tadi diatas bahwa bagaimanapun itu hanya sebuah asumsi. dan menantangnya untuk melihat persoalan yang sedang terjadi sekarang ini di indonesia ditambah lagi wacana tentang "Wali Nangroe" di Aceh dan perjuangan perlawanan kelompok di Papua , serta isu "buku putih" tentang JAMALI . . . , apakah ini merupakan sebuah strategi penguasa ???


Kawan inipun dengan lantang menjawab " Bisa saja Bung .... SBY kan lulusan Akmil amerika dan merupakan salah seorang lulusan terbaik disana bung !" , lalu saya pun bertanya apakah komponen "Rakyat" itu sendiri sedemikian bodohnya kah sehingga hanya mampu bereaksi atas tindakan Penguasa/Para Elit belaka . . . ? , atau sudah sedemikian apatisnya kah masyoritas masyarakat Indonesia . . . sehingga senua ini berjalan seperti ini ??? disambarnya  dengan jawaban " logis aja bung , siapa sih yang tidak jenuh dengan sandiwara2 politik yang dimainkan oleh para elit kala ekonomi kian sulit seperti ini, bukankah sekarang ini semua wiraswasta masih bisa hidup hanya dari APBN / APBD Prov/APBD Kab-kota !!!" , mana ada lagi investor asing bung yang baru ?, di sisi lain kue Kekuasaan kan sudah di bagi bagi , jadi persoalan tentang kebagian atau tidak kebagian kue kekuasaan inilah yang telah membawa Indonesia seperti pada hari ini bung . . . !!!" , " ....?" tanya terbungkus senyum tentang betapa pragmatisnya pemikiran seorang aktivis. . . . namun FAKTA nya memang demikianlah para elit politik.

untuk mengalihkan sejenak dari kekuatirannya yang belum terjawab "Saya dapat Apa ???" saya mencoba menggunakan sudut pandang yang berbeda , " Bung apakah para Ekonom / Pengamat yang merupakan agen Asing / Calo / Representative kepentingan Ekonomi Asing yang ada di Indonesia masih ada ? , dan apakah mereka juga berperan ? atau tidak mungkinkah bila merekalah biang keroknya ...." , kawanku yang bingung balik bertanya " maksud bung ???"

 

Fakta :

1. Indonesia merupakan negara yang berjumlah penduduk terbanyak pada posisi ke-4 di Dunia

2. Potensi Pasar Bebas , posisi 1 (Cina) , Posisi 2 (India) , Posisi 3 (USA) , yang ketiganya  merupakan negara industri (produsen)

3. Kekuatan Zona Ekonomi Eropa sebagai pemain ke empat dalam liga pasar bebas

Keiga fakta tersebut diatas menempatkan indonesia sebagai potensi pasar terbesar di dunia dari kacamata kepentingan produsen (ke empat pemain diatas) , hal ini dalam pandangan saya justru Indonesia sedang dalam tahap pembentukan zona eksklusif ekonomi dari ke empat pemain tersebut diatas , dan sebagaimana ciri umum dari pasar bebas "Monopoli dari pemain yang terkuat" telah menimbulkan konsekwensi logis untuk mengamankan Zona tersebut sejak dini, . .. dalam pandangan saya , Indonesia tidak lebih dari sebuah kawasan pasar yang dibagi dalam beberapa area kerja dari masing masing produsen yang merupakan hasil dari kesepakatan bersama para produsen dengan Pemerintah.


Kawan saya tadi Terpana mendengar "sebuah pengalihan perhatian" yang saya paparkan , " Ah terima kasih bung . . . saya udah terlalu lama bermain di lokalan bung jadi orientasi saya berpusat pada (kekuatiran saya) " Saya dapat Apa" mengingat kondisi sekarangkan udah otonomi daerah bung dan anggaran itukan adanya di Kabupaten / Kota bung ... , sekali lagi terima kasih bung , saya baru sadar sekarang bung bahwa ternayat Indonesia ini hanya negara BONEKA yang bung dari kepentingan asing. wah Bung udah membekali saya sebuah Topik Diskusi/Seminar di bung . . . , tunggu ya bung aya akan sms kapan acaranya dan btw bung belum mengganti rekg bank bung kan ... , masih yang dulu yah , ok bung salam untuk keluarga di rumah bung , .... Merdeka ........., merdeka ......., merdeka !!!" . saya yang terdiam ...... !!!

ANEH tapi NYATA , barusan aja ngaku bahwa Negaranya hanyalah boneka (Benda Mati/Mainan) , tapi meneriakkan pekik "Merdeka" , sebuah pekik semangat perjuangan dari seorang manusia dalam mempertahankan Hak haknya sebagai warga negara. Inilah potret para aktivis indonesia ku, Informasi / Wawasan /analisa merupakan sebuah komoditas yang memiliki nilai ekonomi tersendiri bila kita kemas dalam Diskusi Publik dan Seminar.  Lamunanku menerawang dan berputar ..... , Bagaimanapun Mafia Berkeley dan oposannya serta para ekonom kerakyatan pasca Pilpres masih menyisakan ruang dan jarak di antara mereka (entah kelelahan ataupun kekalahan yang terpendam yang telah bertransformasi menjadi "dendam kesumat" pasca PILPRES). Koran yang kubaca pagi ini menghidangkan berita perseteruan LSM Bendera dan Mallarangeng brothers , terkait aliran Dana Bank Century.

, . . . . . . . . . . . . . . . . . . ah Cape deh . . . . entahlah . . .  yang pasti . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  

The Show must Go on . . . 

No comments: