Sunday, October 02, 2005

60 tahun INDONESIA MERDEKA ; Inisiatif Presiden

60 tahun INDONESIA MERDEKA
( INISIATIF PRESIDEN )


Sejarah adalah sebuah fakta, fakta tentang proses belajar menjadi bangsa serta jatuh-bangunnya perjuangan mengisi kemerdekaan ini. Sejarah mencatat sejak orde lama hingga sekarang beberapa inisiatif presiden yang disampaikan kepada rakyat dalam beberapa peristiwa ketika terjadi krisis. Di jaman orde lama ketika terjadi krisis pangan maka presiden Soekarno melalui RRI kala itu menyerukan kepada rakyat Indonesia untuk tidak hanya mengkonsumsi Nasi sebagai sumber Karbohidratnya tetapi juga mengkonsumsi Jagung , Singkong dan Sagu . meskipun penulis tidak memiliki informasi berupa data dari seberapa besar tingkat keberhasilan Inisiatif tersebut namun Bangsa Indonesia mampu melewati krisis tersebut. Inisiatif presiden Sukarno pula untuk mendirikan gerakan Non-Blok sebagai antisipasi pengaruh asing terhadap “Bayi” Indonesia. Dan di mata Internasional dalam masa perang dingin tersebut meskipun masih BAYI , Indonesia telah memainkan peranan penting. Diawali dengan konferensi Asia Afrika, lalu Gerakan Non Blok, sejarah Duniapun telah menempatkan Presiden Soekarno sebagai Salah seorang yang paling diperhitungkan di Asia kala itu, Hubungan Diplomatik dengan Cina dan Rusia serta Amerika yang merupakan pengejawantahan dari Politik Luar Negri yang bebas dan aktif telah membawa Indonesia pada berbagai gejolak didalam negri. Kembali sejarah pula mencatat upaya menemukan jati diri bangsa maka Presiden Soekarno pula mengambil inisiatif untuk menyatukan aliran politik kala itu kedalam sebuah paham “NASAKOM” , walau pada akhirnya sejarah mencatat kekhawatiran militer akan angkatan Kelima yang dipersenjatai (tentara sipil bentukan PKI) melahirkan pertentangan antara TNI AD dan PKI ; pertentangan ini membawa bangsa Indonesia kepada peristiwa Gerakan 30 September PKI, dan oleh TNI AD kemenangan atas PKI dikukuhkan dalam sebuah hari Kebangkitan Nasional yang kita peringati setiap tanggal 1 oktober. TNI AD , NU dan berbagai Parpol Islam menumpas PKI sampai ke Pelosok daerah di Indonesia. Dan oleh pergerakan Mahasiswa dan Pelajar (yg sekarang lebih dikenal sebagai Eksponen angkatan 66) pulalah pergantian presiden akhirnya terjadi dikala itu.

Begitu pula pada jaman orde baru sejarah mencatat ada banyak inisiatif presiden Soeharto bagi perkembangan Ekonomi Nasional, salah satunya dengan pembangunan Industri Pupuk, dengan rencana dan strategi yang matang akhirnya tercapailah sebuah prestasi “Swa Sembada Pangan” meskipun Pupuk harus disubsidi dan kenyataan bahwa petani “beras” Indonesia tidak pernah menikmati masa kejayaan kala itu namun penghargaan yang diberikan oleh Masyarakat Internasional (PBB) telah diterima Presiden Soeharto , sejarah Indonesiapun mencatat tatkala Presiden Soeharto mengambil inisiatif kebijakan pengetatan ikat pinggang disaat pemerintah mengalami defisit anggaran serta menurunnya produksi Minyak mentah Indonesia (atau meningkatnya konsumsi BBM dalam negeri) dan APBN kala itu terbebani oleh defisit anggaran yang cukup besar di penghujung era 80-an. Sejarah kembali mencatat bahwa bangsa Indonesia melewati masa itu dengan baik dan mengatasinya dengan menggalakkan Parawisata serta Produksi dalam Negeri. (pembangunan sector Non Migas). Sejak era 90an telah terasa akan ancaman kelangkaan Minyak Mentah (menurunnya Produksi Minyak Mentah) dan meningkatnya konsumsi BBM oleh sektor Industri dan pertumbuhan penduduk. Sejarah Indonesia pula mencatat Inisiatif presiden dengan memanggil pulang salah satu putra terbaik dari luar negri (Prof.Dr.Ing.B.J.Habibie untuk meningkatkan / mengejar ketinggalan bangsa Indonesia dalam penguasaan Teknologi. Dan Industri strategispun mulai dibangun. Terlepas dari seberapa besar peranan atau peningkatan Perekonomian Nasional / ketahanan Nasional oleh Industri strategis tersebut. Sejarah telah mencatat kemampuan bangsa Indonesia memproduksi Pesawat Terbang (meskipun sekarang Industri tersebut meninggalkan beban hutan dan jumlah karyawan yang diPHK tidak sedikit).

Ditengah Lilitan Hutang Negara , sejarah mencatat pula inisiatif Eksponen Angkatan 66 melalui pertemuan berskala Nasional di Jakarta sebagai lawan tanding dari ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) yang saat itu begitu berpengaruh kepada sentral kekuasaan. Di sisi lain Persatuan Insinyur Indonesia bersama Sri Bintang Pamungkas seakan membakar kesadaran para mahasiswa dalam berbagai seminar tentang kebobrokan pembangunan kala itu di berbagai kesempatan , Namun disisi lain Permasalahan kepemimpinan di tubuh PDI yang berkepanjangan telah melahirkan sebuah kekuatan arus bawah yang menemukan sebuah sosok yang tertindas “Megawati Soekarno putri” dan oleh pergerakan sekelompok mahasiswa yang telah terbentuk oleh peristiwa “Tiannamen” di Cina serta pemberontakan akan kekuatan Penguasa kala itu seakan menjadi bahan Penelitian dan Kajian dari Para Jenderal TNI AD , seolah secara bersama-sama masing-masing pihak melihat akan adanya peluang “Suksesi” dari tangan Presiden Soeharto . dengan berbekal berbagai kesepahaman dan kespakatan maka semua pergerakan mulai berjalan tanpa janjian , “Orang Hilang” , Kongres Medan PDI , perebutan kantor pusat PDI (peristiwa KUDATULI) yang diawali dengan deklarasi PARTAI RAKYAT DEMOKRATIK (PRD) , Pembunuhan Dukun Santet dan NU serta Kerusuhan pembakaran tempat tempat Ibadah dengan FPInya serta kedatangan PM Israel bertemu dengan Presiden Soeharto tapi sejarah mencatat pula presiden soeharto tetap berinisitif mempercayakan putra terbaik tersebut diatas untuk mendampinginya sebagai Wakil Presiden.

Perguliran bola Reformasi yang telah berada ditengah lapangan mulai diperebutkan oleh berbagai pihak diatas dan telah melahirkan peristiwa 27 mei dengan serentetan peristiwa yang membawa Indonesia pada babak baru dari proses belajar sebagai Bangsa dengan keanekaragaman SARA didalamnya . ERA REFORMASI
Pengunduran diri Presiden Soeharto seakan menjadi sebuah Pekik Kemerdekaan bagi para aktivis-aktivis yang selama ini bergerak dibawah permukaan. LSM pun menjamur dan berbagai komunitas barupun terbentuk dengan berbagai kemasan. Suksesi yang termudah yang pernah dilaksanakan oleh Indonesia terjadi tatkala Wapres menggantikan Presiden yang mengundurkan diri , Presiden B.J.Habibie-pun akhirnya mengambil Inisiatif untuk mengurangi konsumsi masyarakat akan minyak bumi dengan menggunakan Batubara (kompor batubara) yang saat ini masih dijalankan oleh PLN. Berbagai Proyek penelitian tentang bahan bakar alternatif kala itu seakan memberikan harapan baru dalam menghadapi krisis energi kelak, namun sejarah mencatat kebijakan ini kalah oleh seleksi alam dalam perkembangan ekonomi nasional selanjutnya.

Sejarah mencatat pula inisiatif Presiden B.J.Habibie dalam mengurangi tekanan masyarakat Internasional pada masa-masa kritis saat itu untuk memberikan hak referendum bagi Timor timur bersama panglima TNI proses itu berlangsung cepat dibawah persetujuan DPR akhirnya propinsi termuda itu merdeka sebagai TIMOR LESTE. Pinjaman luar negri berupa bantuan dari Jerman maupun Uni Eropa begitu mudahnya diperoleh berkat Prestasi / kredibilitas sang Presiden yang sebelumnya telah berkarya di Jerman. Euphoria yang terjadi di Parlemen (DPR) telah dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang tersebut diatas (menjelang suksesi) untuk melakukan berbagai perubahan /perbaikan/koreksi/ penyempurnaan terhadap UUD 45 dan berbagai Undang undang baru serta peraturan seakan menjadi tujuan utama dari Pihak-pihak tersebut. Presiden B.J.Habibie tersudut oleh Parlemen ketika Pidato pertanggung-jawabannya ditolak. PEMILU pun diminta oleh Rakyat.

Tidak hanya masyarakat yang berkumpul dan bersatu dalam sebuah komunitas baru , bahkan elite politik kala itupun mencoba mencari sebuah format baru bagi aspirasi perlawanan rakyat dan melahirkan deklarasi Ciganjur, Berbekal perubahan undang-undang tersebut maka TNI mempolarisasikan kekuatannya kedalam berbagai partai politik melalui kader-kader terbaiknya yang telah purna tugas . Hal ini telah membawa bangsa Indonesia kepada sebuah pemilu yang “paling demokratis” sejak merdeka. Perhelatan Demokrasi dalam suasana Euphoria akan kebebasan telah menggiring Parpol pemenang pemilu (PDIP) untuk mendudukkan calonnya di Lembaga Legislatif tanpa sempat menguji kepatutan dari sang calon tersebut yang notabene adalah “mantan Golkar” dan berbagai Tokoh yang dianggap berjasa saat itu , (menimbulkan pergolakan didalam tubuh PDIP oleh berbagai tokoh senior PNI / Marhaenisme) membuat PDIP lebih banyak bengong tatkala manuver poltik di dalam ruang sidang telah membawa pak Kyai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden. NU dan PKB benar-benar memasuki masa kejayaannya dan PDIP seakan memendam marah namun tak kuasa. Pembagian KUE Kabinet yang dirasakan tidak merata / proporsional oleh berbagai partai politik dan diperkeruh dengan Gaya kebebasan berbicara Presiden Gus Dur serta dimasukkannya kedalam tahanan anak sang (mantan) presiden oleh Pemerintah saat itu . (meskipun oleh berbagai pihak hal ini dianggap sebagai sebuah reducer bagi penderitaan/ketakutan rakyat terhadap penguasa). Telah melahirkan berbagai polemik dan pertentangan Eksekutif dan Legislatif yang akhirnya meruncing pada Inisiatif Presiden untuk mengeluarkan Dekrit Presiden , Sebuah pembelajaran politik bagi rakyat Indonesia yang tak ternilai harganya, dan Gus Dur harus membayarnya dengan “IMPEACHMENT” dirinya oleh DPR , proses suksesi yang paling melelahkan yang pernah terjadi di Indonesia karena prosesnya terjadi hanya dalam hitungan hari. (seakan tak ada waktu sedetikpun untuk memejamkan mata) Pengangkatan dan sekaligus Pelantikan Megawati Soekarnoputri (yg sebelumnya adalah Wapres)
Dengan bermodalkan berbagai kesepahaman dan kesepakatan dari Parpol-parpol / DPR maka roda pemerintahan Indonesia seakan membawa Bangsa yang besar ini kepada sebuah penataan kembali dan pembenahan struktur dan kerangka yang telah rontok oleh Krisis Ekonomi di penghujung kekuasaan Presiden Soeharto.

Lagi-lagi pada babakan ini “Presiden Soeharto” yang dituding oleh sebagaian besar masyarakat sebagai kunci dari para koruptor , sehingga pengadilan / pemberantasan Korupsi harus dimulai dari diri Beliau tetap seakan telah disepakati “tidak terjamah”. Bahkan disinyalir sebagai era kebangkitan kembali dari Putri Sang Presiden. Sistem Pemilu yang baru dengan berbagai permasalahannya telah menghantar Indonesia kembali setelah k/l tiga tahun dibawah kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri ke Pesta Demokrasi dalam Format baru (Pemilihan Langsung/ Foto Caleg / Capres & Cawapres). Berbagai analisis dan kekuatiran akan kekacauan yang terjadi seolah tidak terbukti dan PEMILU yang dilaksanakan dalam tiga tahap ini benar-benar menyita perhatian seluruh komponen masyarakat ,baik yang berperan sebagai pelaksana, peserta maupun yang hanya sebagai pemilih atau Tim Sukses.

Pesta Akbar itu telah berlalu dan sejarah Indonesia mencatat untuk pertamakalinya Rakyat Indonesia memilih secara Langsung sang Presiden dan Wapresnya , Hasil akhir dengan perbandingan suara 38 : 62 ini telah melahirkan kekuatan Oposisi meskipun tidak diakui dalam sistem presidential namun di Parlemen /DPR sebuah partai telah menyatakan dirinya sebagai OPOSAN bagi presiden terpilih.

Meskipun tanpa pengalaman dalam sistem yang baru ini Namun PDIP (sejak PDI dulu) memang senantiasa menjadi oposan bagi Pemerintah yang kala itu dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Ada beberapa fakta menarik yang terungkap dalam sejarah Indonesia , yakni kedekatan hubungan antara TNI AD dan Presiden Soeharto serta Kekariban Eksponen Angkatan 66 dengan Presiden Soeharto. Kekerabatan antara NU dan PDIP ; serta Kebangkitan Putra-putri Sulawesi-Selatan (sejak BJ.Habibie jd Presiden) dalam peta politik Nasional. Fakta-fakta ini yang tercatat dalam sejarah dan perkembangan sejarah indonesiapun masih berjalan terus ditengah arus demonstrasi menentang kenaikan BBM (yag kedua kalinya dalam tahun ini).

Sejarah Indonesia belum lama mencatat Inisiatif Sang Presiden SBY guna mengatasi krisis energi dengan menyerukan penghematan Energi , mulai dari pengurangan konsumsi energi pada pengatur suhu ruangan maupun pada busana kerja, bahkan oleh Wagub DKI sempat diproklamirkan penggunaan sepeda (kayuh) untuk pergi kerja. Namun semua ini seakan tak berarti lagi ketika Badai Katrina dan ancaman Badai Rita telah menempatkan Presiden SBY dan Wapres MJK beserta tim kabinetnya kedalam sebuah masa ujian yang paling berat. Ditengah pelaksanaan MOU RI-GAM dan mewabahnya Flu Burung, Inisiatif Presiden dalam Pidatonya akan menaikkan BBM sesuai skenario penyelamatan defisit Anggaran (atau penyelamatan kinerja para menteri) sekaligus mengantisipasi Anggaran tahun 2006/2007 dari berbagai situasi Internasional / global yang serba tidak pasti. Kenaikan BBM itu akan dilaksanakan pada tanggal 1 oktober 2005 .

Sejarah akan mencatat kelak apakah Inisiatif Presiden SBY pada tanggal 1 oktober 2005 esok ketika penolakan yang telah dideklarasikan oleh berbagai tokoh tokoh nasional yang menggabungkan diri didalam sebuah komunitas yang bernama Gerakan Nasional Bersatu Bangkit. Serta usulan penundaan oleh Forum Rektor dan maraknya demonstrasi massa diberbagai kota besar di Indonesia. Akankah inisiatif sang presiden akan membawa bangsa ini memasuki bulan ramadhan secara kondusif bagi daya beli masyarakat kelak ataukah inisiatif presiden akan memberikan sebuah solusi Kinerja Kabinet Menang dan Rakyat menang melalui sebuah kebijakan menaikkan BBM secara bertahap atau menunda kenaikan BBM ataukah Inisiatif Presiden Indonesia esok akan membawa Bangsa Indonesia pada sebuah catatan baru dari berbagai penggalan kisah tentang demonstrasi yang selalu mengawali kebijakan kenaikan BBM oleh mahasiswa di negeri ini. Walahualam.



(tengah malam di Penghujung September 2005) ,


Kamis , 29 Oktober 2005
Koord Nasional GENTAR
tertanda
VICTOR DA COSTA

No comments: