Sunday, October 02, 2005

BOM BOM BOM

Setuju atau tidak , percaya atau tidak yanbg pasti POLRI dan BIN bertanggung jawab atas 3 bom di jimbaran bali.

Lho KOQ ???

betapa tidak , yang namanya sebuah serangan teroris/pengeboman memang sulit untuk dicegah namun oleh intelijen semuanya telah terdeteksi , begitu juga polri.

memang perhatian semuanya sedang tertuju kepada istana negara seputar demonstrasi menentang kenaikan harga BBM , tetapi menjelang pengumumanpun para intel telah lebih dahulu melancarkan propaganda berupa berita yang disebar melalui koran / sms / telepon akan adanya konsentrasi massa berjumlah ratusan ribu warga yang terdiri dari mahasiswa dan buruh yang mengelilingi istana negara.

kenyataannyakhan tidak seperti itu , jadi tujuan dari propaganda tersebut sebenarnya ialah masyarakat menghindar untuk ikut-ikutan demo walaupun sebenarnya tidak setuju kenaikan dengan harga BBM.

lantas apapula hubungannya dengan BOM 3x di bali dengan demo di istana dan kesiapan POLRI atau BIN

Spekulasi yang beredar adfalah pelaku bom menginginkan melemahnya kemampuan pemerintah dalam mencapai target pembangunan ekonomi nasional selama tiga bulan ini , ekspektasi jauh dari kesanggupan karena goncangan bom di bali.

teror terhadap rakyat / masyarakat internasional di indonesia tentang keamanan nasional serta kemampuan pemerintah mengendalikan roda pemerintahan.

terlepas dari apakah bisa kita minta kepala BIN dan KAPOLRI untuk mempertanggungjawabkan kelemahan/ketidaksigapannya dalam mencegah kasus teror di bumi persada kita ini , semuanya itu tergantung dari masyarakat melalui DPR



Turut Berbelasung kawa atas korban yang meninggal di jimbaran dan bagi yang dalam pengobatan , doa kami semoga lekas sembuh dan mendapatkan pemulihan bathin yang hakiki dari yang maha kuasa.


Hormat saya,

Victor da Costa

NEWS NEWS NEWS

BERKUMPUL, DUBES BAHAS PENANGANAN KORUPSI
October 26, 2005

JAKARTA - Duta besar negara-negara sahabat melakukan pertemuan di kantor Kemitraan guna membahas kelanjutan dukungan mereka atas reformasi governance atau tata pemerintahan bagi Indonesia. Pertemuan Governing Board Partnership ini merupakan pertemuan strategis yang rutin digelar.

Executive Director Partnership H.S. Dillon mengungkapkan, salah satu yang dibahas dalam pertemuan para duta besar dan lembaga internasional ini adalah persoalan pemerintahan, khususnya penanganan korupsi. "Kami membicarakan kelanjutan dukungan reformasi governance," kata Dillon.

Hadir dalam kesempatan itu Prof J.B. Kristiadi, Dr Karel Phil Erari, Benjamin Mangkoedilaga, Felia Salim , Azyumardi Azra, Shanti Poeposoetjiptoi, Charles Humfrey (Dubes Inggris), Van Damm (Dubes Belanda), Bjorn Blokhus (Dubes Norwegia), Renaud Vignal (Dubes Prancis), dan Eric Niels Andersen (Dubes Denmark).

Juga Andrew Teer (Bank Dunia), A. Barond Frielink (ADB), Ewa Wojkoska (UNDP), dan sebagainya. Dalam lima tahun terakhir, Kemitraan telah bekerja sama dengan lembaga pemerintah seperti Bappenas, Depdagri, pemprov, pemkab/pemkot. Dana yang telah disalurkan lebih dari USD 33 juta atau lebih dari Rp 330 miliar. (tom)

No comments: