Friday, October 21, 2005

CULIK AJA TOKOH2 NASIONAL !!!

SUMPAH PEMUDA 77 Tahun

Beberapa hari lagi kita akan memperingati hari sumpah pemuda yang ke 77 , bagaimana jong java ,jong cellebes , dan jong Ambon dan jong lainnya membulatkan tekad dalam mengikrarkan keinginan untuk bersatu sebagai sebuah bangsa , bertanah air yang satu , berbangsa satu dan berbahasa satu . INDONESIA.

Kebulatan tekad dalam mengikrarkan keinginan untuk bersatu sebagai sebuah Bangsa dan mewujudkannya dalam sebuah Sumpah ; Sumpah Pemuda. Dan sumpah ini bisa dikatakan sebagai titik awal perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia oleh Pemuda-pemuda saat itu.

Sejarah perjuangan pemuda merebut kemerdekaan dengan semangatyang tetap membara dan regenerasi pemimpin perjuangan terjadi secara alami dalam sebuah iklim penindasan oleh Penjajah. Penjajah saat itu teridentifikasi sebagai musuh bersama dan oleh rahmat Tuhan yang Maha Esa akhirnya sekelompok Pemuda berinisiatif untuk melakukan aksi penculikan dan mendesak Soekarno dan Hatta untuk memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia hingga lahirlah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Babak demi babak dari sejarah NKRI bergulir melalui tiga orde , orde lama , orde baru dan sekarang orde reformasi. Ketiga Orde telah diwarnai oleh berbagai pergolakan separatisme, bahkan berpisahnya propinsi termuda di Indonesia (Timor Timur menjadi Timor Leste) seakan memicu memanasnya ketidak puasan berbagai daerah terhadap kepemimpinan Nasional / Pemerintah Pusat , Peristiwa Kerusuhan dan Kekerasan terhadap Tempat Ibadah saat menjelang kejatuhan Presiden Soeharto telah menoreh luka yang dalam bagi TNI yang kala itu dipimpin oleh Bpk.Wiranto , karena ketika Presiden Soeharto mengundurkan diri dan B.J.Habibie menggantikannya maka desakan (bahkan ultimatum) dari sekelompok pimpinan Agama dengan mengancam IBT (indonesia bagian Timur) akan pisah seakan menjadi pemicu berbagai Kerusuhan SARA di berbagai daerah di Indonesia. Maluku , Poso ,Irian Jaya, dll . Dimanakah Pemuda Indonesia saat itu ?, semuanya telah terkotak-kotak dalam berbagai kepentingan Politik dan Kepentingan Kekuasaan. Pasalnya sinyal akan suksesi kepemimpinan Nasional dari tangan Presiden B.J.Habibie telah begitu jelas, sehingga setiap kelompok berusaha merebut peluang yang ada di depan mata. ICMI sebagai ormas islam paling elite kala ltu dan Kekuatan Eksponen Angkatan 66 serta TNI AD berlomba untuk menjadi yang terbaik dan tampil sebagai pemenang.

Rentetan peristiwa yang menyusul mulai dari Kudatuli hingga Bom Bali II (jimbaran) telah menjadi saksi dari perhelatan demokrasi di Indonesia. Suksesi demi suksesi telah terjadi dan kini Pasangan Presiden dan Wapres yang telah terpilih langsung oleh Rakyatpun sedang digoyang. Kekecewaan dan Sakit Hati serta Dendam Kesumat telah mewarnai dan menghiasi peta POLITIK INDONESIA.

Mungkinkah disaat ulang Tahun yang ke 77 dari Sumpah Pemuda Indonesia bisa tampil ke depan dengan mengindentifikasikan semua rasa Permusuhan / Kekecewaan / Sakit Hati dan Dendam Kesumat sebagai musuh bersama (penjajah) yang menindas Ibu Pertiwi selama ini. Dalam semangat bulan Ramadhan Pemuda secara aktif membangun silahturahmi dan membangun Komunikasi serta Toleransi yang telah porak poranda oleh Pertikaian Politik (Tingkat Tinggi) dan kembali pada Nurani yang terkandung dalam sumpah pemuda. Yah pertanyaan ini hanya akan terjawab oleh Pemuda INDONESIA entah dia kader AMPI /FKPPI atau GMNU dan lainnya.

GENTAR tidak memiliki data otentik tentang berapa banyak jumlah jiwa yang tak berdosa yang telah menjadi korban. Atau telah berapa besar Kerugian Negara dari aksi pengrusakan Gedung ,Rumah tinggal dan bangunan yang telah hancur selama kurun waktu yang termaktub diatas. Namun yang pasti secara akal sehatpun kita dapat menyimpulkan dalam sebuah kata “Kerugian yang sangat Besar yang harus ditanggung oleh Indonesia yang sedang terpuruk “.

penggalan Kisah Presiden Soeharto yang dijungkalkan oleh anak-anak didiknya, Terkecohnya Presiden Habibie oleh manuver para Mentrinya. Dan Naik / Turunnya Presiden Gusdur oleh para pembisiknya. Serta dikhianatinya Presiden Megawati oleh para Menkonya jelang Pemilu 2004 masih membekas dalam ingatan kita semua. Lalu dimanakah letak kesalahan dari semua peristiwa ini hingga sekian banyak Aksi Kerusuhan dan Teror telah menghiasi keseharian kita sekarang. . . , jawabnya adalah Kekuasaan.

Kekuasaanlah yang salah ketika hal itu hanya dijadikan target perjuangan kelompoknya semata dan bukan sebagai sebuah Amanah dari Seluruh Rakyat Indonesia.

Penciptaan berbagai Polemik dengan isu SARA serta kesenjangan Sosial , Dikotomi Militer dan Sipil , Dikotomi Jawa dan luar Jawa serta berbagai intrik-intrik politik demi perjuangan kelompok telah menjadi warna dari Indonesia. Melalui tulisan ini terlihat jelas ekspektasi dari setiap kepentingan kelompok telah begitu melekat dalam sendi-sendi penyelenggaraan Negara , tak ada satupun institusi di Indonesia yang benar benar terbebas dari kepentingan-kepentingan kelompok , mulai dari Forum Merah Putih pada level eselon satu dan dua (lintas Departemen) hingga Susupan BIN dan Banser serta meleburnya purnawirawan TNI pada berbagai Ormas ataupun Parpol. Yang menarik dalam seluruh kisah dibalik semua yang terjadi diatas adalah bahwa semua punya gejala/kecendrungan yang sama dalam hal :

Pembagian Hasil Usaha / Perjuangan berupa Persenan /Komisi /Fee yang besarannya dapat disepakati secara kekeluargaan (walau dalam prakteknya pembagian tersebut justru sering menjadi penyebab terbongkarnya/terungkapnya sebuah konspirasi akan suatu kepentingan/kebijakan) ; KORUPSI ,KOLUSI & NEPOTISME adalah kata yang lebih tepat untuk menggambarkan secara kasat mata dari seluruh pergerakan dan perjuangan dari berbagai Kelompok tersebut diatas.

Kini 77 tahun sudah “Sumpah Pemuda” di ikrarkan dan mampukah Pemuda Indonesia entah itu melalui KNPI atau secara Perorangan dalam sebuah komunitas baru mampu menculik para Tokoh Nasional yang bertikai dan membawanya kedalam sebuah forum Diskusi dalam rangka Rekonsiliasi Nasional demi Masa Depan Indonesia yang penuh harapan memasuki Pasar Bebas dan Globalisasi tanpa harus merubah jati diri dari setiap kelompok yang memiliki Kepentingan dalam Kekuasaan . Sebuah SINERGITAS dan HARMONISASI tanpa rasa curiga terhadap kelompok yang lain dan secara arif serta bijaksana melaksanakan proses regenarasi secara alamiah dalam sebuah iklim yang kondusif bagi pembangunan Indonesia dengan tetap menjaga / memelihara sebuah MUSUH BERSAMA yang berwujud KKN.

Mungkinkah.................................... ?, jawabannya kenapa tidak,

dengan sebuah kerelaan hati untuk kembali pada Nurani maka setiap Pemuda Indonesia dapat mewujudkan hal ini , Bangkitlah Pemuda Indonesia dan perkenankan saya menyapamu dipagi hari yang baru ini melalui Harian Kompas yang kau baca dengan “Selamat Datang Sahabatku . . . Ibu Pertiwi telah menanti Kita , Bergegaslah jangan sampai didahului BELANDA (baca : Penjajah).

No comments: